Piringan bibir

Seorang wanita suku Mursi dengan piringan di bibirnya.
Raoni Metuktire, tokoh masyarakat suku Kayapo di Brasil, pemakai piringan bibir.

Piringan bibir, atau disebut pula subang bibir, adalah suatu perhiasan untuk modifikasi tubuh khususnya pada bibir, yang biasanya berbentuk bundar, terbuat dari tanah liat atau kayu, dipakai dengan cara memasukkannya secara bertahap mulai dari ukuran kecil sampai besar, pada tindik yang terdapat di bibir bawah—atau atas dan bawah—sehingga lambat laun ukuran tindik semakin melar dan lebar.

Istilah labret digunakan untuk merujuk kepada perhiasan atau anting yang dikenakan pada bibir bawah tetapi berukuran kecil, dan bisa menjadi awal dari pemakaian piringan bibir apabila anting atau subang yang dikenakan diganti dengan ukuran yang lebih besar secara bertahap.

Bukti arkeologis mengindikasikan bahwa piringan bibir mula-mula tercipta di pelbagai belahan dunia, meliputi Afrika (Sudan dan Etiopia; 5500–6000 SM)[1] Mesoamerika (1500 SM),[1] dan Ekuador bagian pesisir (500 SM).[1][2]

Di beberapa kebudayaan

Suku bangsa yang diketahui memiliki budaya pembuatan piringan bibir atau labret meliputi:[3]

  • Suku Mursi dan Surma (Suri) di Etiopia.
  • Suku Sara di Cad (berhenti memakai piringan bibir sejak 1920-an).
  • Suku Makonde di Tanzania dan Mozambik (berhenti memakai piringan bibir beberapa dasawarsa lalu).
  • Suku Suyá di Brasil (tapi banyak yang tidak lagi memakai piringan bibir).
  • Suku Botocudo di pesisir Brasil.
  • Suku Aleut, Inuit, dan beberapa suku lainnya di Kanada Utara, Alaska, dan sekitarnya juga diketahui mengenakan labret berukuran besar; praktik tersebut sebagian besar tidak diterapkan lagi sejak abad ke-20.
  • Beberapa anggota suku Zo'e, Guarani, Tupi, dan Chiriguano di Brasil mengenakan subang daripada piringan, yang disebut sebagai tembetá.
  • Suku Nuba di Sudan dan suku Lobi di Afrika Barat juga mengenakan subang di bibirnya.

Referensi

  1. ^ a b c Keddie, Grant (August 1989). "Symbolism and Context: The world history of the labret and cultural diffusion on the Pacific Rim" (PDF). Seattle: Circum-Pacific Prehistory Conference. Diakses tanggal 21 October 2018. 
  2. ^ Frayer, David; Nava, Alessia; Tartaglia, Gianna; Vidale, Massimo; Coppa, Alfredo; Bondioli, Luca (2020-06-30). "Evidence for labret use in prehistory". Bulletin of the International Association for Paleodontology (dalam bahasa Inggris). 14 (1): 1–23. ISSN 1846-6273. 
  3. ^ "Los aritos eran gritos de guerra en las comunidades indígenas." Sociedad Rio Negro. 20 Jan 2002. Retrieved 17 March 2012. (dalam bahasa Spanyol)
  • l
  • b
  • s
Perhiasan
  • Anting
  • Barbel
  • Flesh tunnel
  • Giwang (stud)
  • Piringan bibir
  • Simpai (hoop)
  • Spiral
  • Subang (plug)
  • Tameng puting (nipple shield)
Telinga
Wajah
Bibir
Mulut
BadanKelamin
  • Abstinensi (Chastity)
  • Anus
  • Perineum (Guiche)
  • Pubis
Wanita
Pria
Ikon rintisan

Artikel bertopik budaya ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s