Buraidah bin Hushaib

Infobox orangBuraidah bin Hushaib

Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kematian680 dekade Edit nilai pada Wikidata
Khorasan Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
AgamaIslam dan Islam Sunni Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
SpesialisasiBidang militer Edit nilai pada Wikidata
Pekerjaanpejuang Edit nilai pada Wikidata
KonflikPertempuran Khaibar dan Pembebasan Mekkah Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
AnakAbdullah ibn Burayda (en) Terjemahkan, Suleyman ibn Burayda (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata


Buraidah bin al-Hushaib bin Abdillah bin al-Harits bin al-A'raj bin Sa'ad bin Razah bin Sahl bin Mazin bin al-Harits bin Salaman bin Aslam al-Aslami dengan nama panggilan atau kunyah-nya adalah Abu Abdillah, beberapa riwayat mengatakan bahwa nama asli beliau adalah Amir sedangkan Buraidah adalah nama julukan. Ia tercatat sebagai salah satu sahabat Nabi Muhammad yang mendiami kota Bashrah.[1]

Kisah Keislaman

Beliau masuk islam tatkala bertemu dengan Nabi Muhammad yang sedang dalam perjalanan hijrah menuju Madinah, tepatnya di daerah al-Ghamim. Sahabat Buraidah saat itu bersama dengan kaumnya yang berjumlah sekitar 80 keluarga menyatakan keislaman mereka, Nabi kemudian mengimami mereka untuk melaksanakan shalat Isya' bersama.[2]

Setelah kejadian tersebut Buraidah masih tinggal bersama dengan kaumnya, beliau baru datang ke Madinah guna membersamai Nabi Muhammad yang sudah tinggal di Madinah setelah peristiwa Uhud (3 Hijriyah). Sejak saat itu, ia mengikuti semua peristiwa peperangan bersama dengan Nabi, termasuk menyaksikan dua peristiwa penting yaitu perjanjian Hudaibiyah dan Bai'at Ridhwan, sebuah ikrar kesetiaan yang dilakukan di bawah sebuah pohon tepat sebelum keberangkatan mereka ke Makkah tahun 6 Hijriyah.

Sahabat Buraidah tercatat mengikuti peperangan bersama dengan nabi sebanyak 16 kali,[3] ia juga termasuk sebagai penduduk Madinah sebelum akhirnya pindah ke Bashrah setelah wafatnya Nabi Muhammad, kemudian ikut berjihad di medan Khurasan dan tinggal di daerah Marwa (wilayah bagian Khurasan) hingga akhirnya beliau meninggal dan dimakamkan di sana.

Wafat

Buraidah bin Hushaib tercatat meninggal dunia pada tahun 63 Hijriyah, tepatnya pada masa kepemerintahan Yazid bin Mu'awiyah, pemimpin kedua dari Dinasti Umayyah. Buraidah merupakan sahabat nabi terakhir yang dikatahui meninggal di daerah Khurasan.[4] Semasa hidupnya beliau sudah meriwayatkan sekitar 150-an hadist.[5]

Referensi

  1. ^ Ibnu Qani' al-Baghdadi. Mu'jam as-Shahabah jilid II. Beirut: Dar el-Fikr. hlm. 612, no.72.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  2. ^ Ibnu Abdil Barr. Al-Isti'ab fi Ma'rifat al-Ashab. hlm. 185.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. ^ Al-Bukhari. Shahih Bukhari, bab al-Maghazi (89) jilid VIII. hlm. 153.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  4. ^ Thabaqat Ibnu Sa'ad jilid IV. hlm. 241.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  5. ^ Al-Jarh wa at-Ta'dil jilid II. hlm. 424.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)